Tel Aviv – Harianetam.id, Serangan balasan Iran pada 13 Juni 2025 mengguncang dominasi udara Israel. Sejumlah rudal balistik dilaporkan berhasil menembus Iron Dome dan Arrow, dua sistem pertahanan udara paling canggih milik Israel. Beberapa rudal bahkan menghantam kawasan permukiman dan memicu kerusakan di markas militer utama di Kirya, Tel Aviv.
Iran mengklaim telah menghancurkan pusat intelijen dan operasi Mossad. Serangan ini memunculkan pertanyaan besar: bagaimana sistem pertahanan sekelas Israel bisa ditembus?
Strategi Iran: Menguras Pertahanan Udara
Iran diyakini meluncurkan serangan simultan dalam jumlah besar untuk menguras cadangan rudal pencegat Israel.
“Tidak ada sistem pertahanan yang mampu menembak jatuh 100% rudal. Jika cadangan pencegat terbatas, sistem akan kewalahan,” jelas Dr. Marina Miron dari King’s College London.
Media Israel memperkirakan Iron Dome hanya akan efektif dalam beberapa hari jika Iran terus menggempur dengan intensitas tinggi. Selain itu, biaya operasional sistem ini sangat mahal, diperkirakan mencapai US$285 juta per hari.
Rudal Hipersonik dan Wahana Luncur HGV
Iran juga diduga menggunakan rudal hipersonik dan wahana luncur hipersonik (HGV), seperti pada rudal Fattah-2. Senjata ini tidak hanya bergerak lebih cepat dari suara, tetapi juga mampu bermanuver untuk menghindari jalur prediksi radar pertahanan.
“Rudal HGV bisa bergerak zig-zag, tidak bisa ditebak seperti rudal balistik biasa,” ungkap Alex Gatopoulos, editor pertahanan Al Jazeera.
Karena kecepatannya, sistem pertahanan Israel hanya memiliki waktu reaksi yang sangat singkat.
Rudal Jelajah Terbang Rendah
Iran turut mengerahkan rudal jelajah seperti Hoveyzeh, yang meluncur rendah dan menyelinap seperti drone. Walau lebih lambat, rudal ini sulit dideteksi radar karena kemampuan bermanuvernya.
“Rudal jelajah dapat mengubah arah dan lolos dari radar,” tambah Dr. Miron.
Garda Revolusi Klaim Inovasi Taktik
Pasukan Garda Revolusi Iran menyebut keberhasilan ini sebagai hasil dari taktik baru yang dirancang untuk mengecoh sistem pertahanan Israel.
“Kemampuan baru kami menyebabkan gangguan pada sistem pertahanan musuh, meskipun mereka didukung teknologi Barat,” tulis pernyataan resmi Garda Revolusi.
Tinggalkan Balasan