Mahasiswa UINSI Asal Muara Badak Raih Juara 2 Tilawatil Qur’an Internasional di Kroasia

Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan Islam di Kalimantan Timur

banner 120x600
banner 468x60

Kalimantan Timur, Harianetam.id, 30 September 2025  Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan Islam di Kalimantan Timur. Seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda asal Muara Badak, Kutai Kartanegara, berhasil mengharumkan nama daerah dan bangsa dengan meraih Juara 2 Tilawatil Qur’an Tingkat Internasional di ajang International Quran Recitation Competition 2025 yang berlangsung di Zagreb, Kroasia.

Prestasi ini bukan hanya pencapaian pribadi, melainkan juga simbol kebangkitan generasi muda Muslim Indonesia dalam kancah dakwah internasional. Sosok mahasiswa ini menunjukkan bahwa dedikasi, latihan keras, dan tekad yang kuat mampu membawa anak daerah ke panggung dunia.

Perjalanan Menuju Ajang Internasional

Mahasiswa bernama Muhammad Alfarizi (21), yang kini tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UINSI Samarinda, berangkat ke Kroasia setelah melalui serangkaian seleksi ketat di tingkat lokal, nasional, hingga regional Asia Tenggara. Ia sebelumnya pernah menjuarai Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat provinsi di Kalimantan Timur, kemudian mewakili Indonesia dalam ajang internasional ini.

Keikutsertaannya difasilitasi oleh Kementerian Agama RI melalui Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) pusat. Dari 40 negara peserta yang ikut serta, hanya 3 delegasi yang dikirim Indonesia, salah satunya adalah Alfarizi.

“Awalnya saya tidak menyangka akan dipilih. Ketika lolos seleksi nasional, saya merasa tanggung jawab semakin besar. Bukan hanya membawa nama pribadi, tapi juga nama kampus, daerah, dan bangsa,” ujar Alfarizi sebelum keberangkatannya.

Lomba di Negeri Balkan

Kompetisi yang berlangsung pada 23–27 September 2025 di Zagreb itu diikuti oleh sekitar 80 qari dan qariah dari berbagai negara, termasuk Mesir, Arab Saudi, Turki, Bosnia-Herzegovina, Pakistan, hingga negara-negara Eropa Barat. Atmosfer kompetisi begitu ketat karena para peserta rata-rata adalah qari terbaik di negaranya masing-masing.

Alfarizi tampil pada kategori Tilawah Remaja Putra. Dengan suara merdu, teknik tajwid yang sempurna, serta penghayatan mendalam pada ayat-ayat suci, ia berhasil memukau dewan juri dan hadirin. Meski sempat merasa gugup karena harus tampil di hadapan audiens internasional, Alfarizi mampu menjaga konsentrasi.

“Saat naik ke mimbar, saya hanya berdoa agar Allah memberi kelancaran. Saya ingin bacaan saya bukan sekadar indah, tapi juga menyentuh hati,” ujarnya.

Hasilnya, Alfarizi dinyatakan sebagai Juara 2 setelah peserta asal Mesir menempati posisi pertama, dan qari muda asal Turki menempati posisi ketiga.

Dukungan Penuh dari Kampus dan Keluarga

Prestasi ini tidak lepas dari dukungan penuh keluarga, terutama kedua orang tuanya di Muara Badak. Sang ayah, seorang nelayan sederhana, mengaku terharu dan bangga melihat anaknya bisa berdiri di panggung internasional.

“Sejak kecil Alfarizi memang sudah suka mengaji. Kami hanya bisa mendoakan dan mendukung semampu kami. Alhamdulillah, doa itu terkabul,” tutur ayahnya dengan mata berkaca-kaca.

Rektor UINSI Samarinda, Prof. Dr. H. Zainuddin, juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. “Ini adalah bukti bahwa UINSI Samarinda tidak kalah dengan kampus lain di Indonesia. Mahasiswa kami mampu bersaing dan berprestasi di level dunia. Kami berharap capaian ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk terus berusaha.”

Peran Muara Badak dalam Melahirkan Qari

Kecamatan Muara Badak di Kutai Kartanegara memang bukan kota besar, namun dikenal memiliki tradisi keagamaan yang kuat. Banyak majelis taklim dan rumah-rumah tahfidz berdiri di wilayah ini. Alfarizi adalah salah satu hasil dari lingkungan religius tersebut.

Sejak usia 6 tahun ia sudah belajar mengaji di TPA kampungnya. Di usia SMP, ia mulai mengikuti lomba MTQ tingkat kecamatan dan kabupaten. Dari sanalah bakatnya diasah oleh para guru dan pembina, hingga kemudian masuk ke UINSI Samarinda untuk memperdalam ilmu Al-Qur’an dan dakwah.

“Lingkungan Muara Badak sangat mendukung. Setiap ada MTQ, masyarakat selalu berbondong-bondong menyaksikan. Itu membuat saya termotivasi untuk terus belajar dan tampil lebih baik,” ungkap Alfarizi.

Makna Prestasi Bagi Generasi Muda

Kemenangan Alfarizi tidak hanya soal medali dan piala, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda, khususnya di Kalimantan Timur. Ia menunjukkan bahwa keterbatasan ekonomi atau latar belakang daerah terpencil bukan penghalang untuk meraih mimpi.

“Pesan saya kepada anak muda, jangan takut bermimpi besar. Jika kita sungguh-sungguh, insya Allah ada jalan. Saya pun anak nelayan dari kampung kecil, tapi bisa sampai ke Kroasia membawa nama Indonesia,” katanya.

Banyak mahasiswa UINSI Samarinda merasa bangga dan termotivasi. Media sosial kampus ramai dengan ucapan selamat dan doa. “Bangga banget punya teman yang bisa mengharumkan nama Indonesia. Semoga ke depan lebih banyak Alfarizi lain yang lahir dari kampus kita,” tulis salah satu mahasiswa di akun Instagram UINSI.

Respon Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara langsung memberikan apresiasi. Bupati Kukar menyampaikan selamat sekaligus rencana untuk memberikan penghargaan khusus bagi Alfarizi. “Prestasi ini membawa nama baik Kukar di kancah dunia. Kami akan mengundang yang bersangkutan setibanya di tanah air dan memberikan penghargaan,” ujar Bupati.

Gubernur Kalimantan Timur juga turut memberikan ucapan selamat. Dalam keterangan resminya, ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi akan terus mendukung pengembangan talenta muda di bidang keagamaan.

“Prestasi ini membuktikan bahwa Kaltim tidak hanya kaya sumber daya alam, tapi juga kaya akan sumber daya manusia yang berkualitas. Kami bangga dan siap mendukung agar lebih banyak anak daerah tampil di level dunia,” kata Gubernur.

Ajang Silaturahmi Dunia Islam

Selain berkompetisi, ajang Tilawatil Qur’an internasional di Kroasia ini juga menjadi wadah silaturahmi antar umat Muslim dari berbagai belahan dunia. Para peserta saling bertukar pengalaman, berbagi metode pembelajaran Al-Qur’an, hingga menjalin persaudaraan lintas negara.

Bagi Alfarizi, pengalaman itu sangat berharga. “Saya bisa bertemu qari-qari besar dari Mesir, Turki, bahkan Eropa. Kami saling bertukar nomor kontak untuk tetap berkomunikasi. Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an benar-benar menyatukan umat,” ungkapnya.

Harapan ke Depan

Sepulangnya ke Indonesia, Alfarizi bertekad untuk tidak berhenti berjuang. Ia ingin mendirikan rumah tahfidz di Muara Badak agar lebih banyak anak-anak bisa belajar Al-Qur’an dengan serius. Selain itu, ia bercita-cita menjadi dosen di UINSI Samarinda untuk membimbing generasi baru qari dan qariah.

“Prestasi ini bukan akhir, tapi awal. Saya ingin mengabdikan diri agar semakin banyak anak muda yang cinta Al-Qur’an,” katanya penuh semangat.

Kisah Alfarizi, mahasiswa UINSI asal Muara Badak yang berhasil meraih Juara 2 Tilawatil Qur’an internasional di Kroasia, adalah bukti nyata bahwa kerja keras, doa, dan dukungan keluarga dapat melahirkan prestasi luar biasa. Dari sebuah kampung nelayan di Kutai Kartanegara, ia melangkah ke panggung dunia membawa harum nama Indonesia.

Lebih dari sekadar prestasi, pencapaiannya adalah inspirasi: bahwa generasi muda Muslim Indonesia mampu bersaing di kancah global, sekaligus menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya kehidupan.

Baca berita investigatif, edukatif, inspiratif, dan informatif lainnya hanya di Harianetam.id

Penulis
Zul Fadly Amir

banner 325x300
Keep In Touch

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *